Mantan Wakil Presiden Jusif Kalla Mengatakan Taliban Akan Berunah Menjadi Lebih Terbuka

JakartaMantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla (JK) meyakini Taliban yang kini menguasai Afghanistan akan berubah menjadi lebih terbuka.

JK menegaskan keyakinannya sangat beralasan. Sebab, Taliban sendiri yang berkomitmen untuk lebih terbuka saat memimpin Afghanistan dalam waktu dekat.

"Kalau kita mengikuti apa yang disampaikan oleh pembicara pemerintah Afghanistan, itu menyatakan bahwa pemerintahannya (di bawah Taliban) akan lebih terbuka," ujar JK dalam diskusi yang digelar CDCC secara bold, Jumat (3/9).

"Tapi banyak pihak, di Afghanistan juga agak pesimis dengan situasi ini. Namun kita harus realistis, bahwa dia (Taliban) pasti akan berubah," sambungnya.

Keterbukaan Taliban dinilai JK akan berdampak positif bagi Afghanistan. Sebab, keterbukaan jadi faktor penting untuk menjalankan pemerintahan dan perekonomian.

"Karena seperti saya katakan tadi kalau dia tidak berubah maka ekonominya akan hancur sendiri, kalau ekonominya hancur sendiri maka pemerintahnya tidak berjalan timbul lagi anti-Taliban akan bergerak lagi untuk menjatuhkan (pemerintahan) ini," ucap JK.

"Tapi begitu (keterbukaan) tidak dilaksanakan maka dunia akan tidak mau mengaku pemerintahan itu, kalau dunia tidak mengaku pemerintahan itu, maka ekonominya tidak jalan, tidak ada investasi," kata JK.

Taliban rencananya akan mengumumkan Pemerintahan baru di Afghanistan pada Jumat (3/9/2021). Kelompok yang pernah masuk daftar hitam terorisme PBB itu merebut kekuasaan di Afghanistan pada 15 Agustus 2021.

Taliban menegaskan, akan meninggalkan sistem republik seperti pada pemerintahan terdahulu yang didukung Barat. Taliban akan memakai sistem Imarah dengan Mullah Baradar sebagai kepala pemerintahan dan Hibatullah Akhundzada sebagai pemimpin agung.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perkiraan Kerugian Ekonomi Israel Mencapai 2,14 USD Miliar Selama Serangan ke Gaza

Dilaporkan dari Koran Libanon , Pangeran MBS Dukung Israel Menggulingkan Raja Yordania

Cerita SBY Tentang Partai Demokrat Usai Dihamtam Krisis Kasus Korupsi